Dr Chris Kwaja dari Departemen Ilmu Politik, Universitas Jos, pada hari Selasa mengatakan agar proses pemilu Nigeria berjalan sesuai rencana, diperlukan peninjauan menyeluruh terhadap proses tersebut.

Kwaja mencatat bahwa, “meskipun ada upaya menuju konsolidasi demokrasi di Nigeria, proses pemilu di negara tersebut terhambat oleh beberapa tantangan.

Hal ini diungkapkannya saat menyampaikan makalah berjudul, Tantangan dan Jalur Menuju Proses Pemilu yang Kredibel di Nigeria: Apa Pilihan untuk Tata Kelola?, pada acara Penguatan Keterlibatan Warga Negara dalam Proses Pemilu di Nigeria, SCEEP, pertemuan balai kota negara bagian yang diselenggarakan oleh Community Action for Partisipasi Rakyat, CAPP, diadakan di Jos.

Menurut akademisi tersebut, jalan menuju proses pemilu yang kredibel memerlukan sejumlah renovasi struktural dan institusional.

“Sejauh mana tantangan-tantangan ini diatasi tergantung pada sifat, karakter, dan mekanisme respons yang diterapkan oleh manajemen.

Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa, “Dalam hal ini, negara Nigeria dan semua lembaga pemerintahan terkait merupakan kendaraan bagi aktualisasi agitasi kolektif masyarakat untuk proses pemilu yang mewakili kepentingan mereka.”

Dalam upayanya untuk keluar dari tantangan tersebut, Kwaja mengatakan bahwa ujaran kebencian harus dikriminalisasi, dan bersikeras bahwa mereka yang terlibat harus diadili, sehingga impunitas “akan dihentikan atau dibendung”.

Ia menyerukan representasi proporsional, yang harus digunakan sebagai sarana untuk mengelola keberagaman dalam masyarakat majemuk seperti Nigeria.

“Model Rwanda harus ditiru, dimana perempuan mendapat pengakuan khusus dalam proses pemilu melalui cara-cara konstitusional.

“Pencalonan independen harus diakui untuk mengatasi masalah ‘bapak baptis’ dalam proses pemilu dan juga memungkinkan masyarakat berpenghasilan rendah untuk berpartisipasi dalam proses pemilu.

Menurutnya, hal tersebut merupakan cara paling pasti untuk memulihkan demokrasi internal partai dan memulihkan kepercayaan terhadap aktivitas partai politik.

Ia lebih lanjut menyarankan agar Komisi Independen Pemilihan Umum Nasional, INEC, harus meliberalisasi proses pemilu sedemikian rupa sehingga memungkinkan pendaftaran pemilih terus menerus.

“Masa depan pemilu di Nigeria cerah; Memulihkan kepercayaan terhadap proses pemilu di Nigeria membutuhkan berfungsinya secara optimal lembaga-lembaga terkait yang seharusnya berfungsi dengan cara yang menjamin hak-hak politik warga negara,” tegasnya.

Manajer program CAPP, Bpk. Nelson Ananze, sebelumnya dalam sambutannya mengatakan proyek SCEEP bertujuan untuk menjangkau 21.680.000 orang dewasa selama empat tahun pelaksanaan proyek, yaitu dari tahun 2014 hingga 2018.


agen sbobet

By gacor88