National Association of Nigerian Students (NANS) bekerja sama dengan Joint Campus Committee (JCC) Osun-as pada hari Rabu memperingatkan Manajemen UNIOSUN atas ancaman baru-baru ini untuk mengusir lebih dari empat ribu siswa yang belum membayar uang sekolah.
Asosiasi tersebut, melalui siaran pers yang ditandatangani bersama oleh Afolabi Saidi dan Saidi Miftah, Wakil Koordinator NANS Zona D dan Ketua JCC masing-masing, mengecam manajemen UNIOSUN karena berusaha membahayakan masa depan mahasiswa tanpa pertimbangan yang ditetapkan.
Menggambarkan keputusan manajemen untuk menangguhkan mahasiswa dengan biaya tunggakan sebagai tindakan biadab, pernyataan tersebut mengungkapkan ketidaksenangan badan mahasiswa atas pembangunan tersebut, dan meminta manajemen universitas untuk menahan diri.
Dicatat bahwa membuat pengusiran sebagai obat mujarab untuk tantangan tidak dibayarnya uang sekolah akan memperburuk situasi sosial-ekonomi di sekolah.
“Kami di sini hari ini untuk menunjukkan bahwa persatuan kami sebagai asosiasi untuk memajukan Nigeria dalam rangka melindungi kepentingan siswa tidak dapat digoyahkan.
“Namun, kami meminta Pemerintah Negara Bagian Osun dan Dewan Negara untuk segera campur tangan dalam masalah ini dengan cara yang lebih tegas untuk mengakhiri kebijakan anti-mahasiswa dari manajemen Universitas dan tantangan lain yang dihadapi mahasiswa di negara bagian untuk menghadapinya. , untuk mengatasi.
“Kami ingin pemerintah negara bagian dan DPR memprioritaskan masalah di Universitas Negeri Osun dan Sekolah Tinggi Pendidikan Negeri Osun sebagai masalah paling kritis yang harus ditangani,” bunyi pernyataan itu sebagian.
Asosiasi, bagaimanapun, menuntut agar rencana untuk menangguhkan siswa dari UNIOSUN dengan alasan apa pun segera dibatalkan, menambahkan bahwa upaya harus dilakukan untuk membuat siswa lebih produktif dan universitas lebih mandiri melalui penelitian dan usaha kreatif, memerintahkan pemerintah untuk meningkatkan minat pada banyak siswa yang kurang beruntung di universitas,
Daily Post mengenang bahwa wakil rektor universitas, prof. Labode Popoola baru-baru ini mengatakan kepada wartawan bahwa biaya sekolah yang belum dibayar di menara gading telah terkumpul hingga N2 miliar.
Selain itu, Pj. Panitera Perguruan Tinggi, Bapak Gafar Shitu mengatakan dalam keterangan persnya, Minggu, bahwa setiap mahasiswa yang gagal membayar biaya kuliah sebelum berakhirnya batas waktu 28 Februari 2017 tidak akan lagi menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Universitas. .
Dia menambahkan bahwa siswa yang tidak dapat memenuhi tenggat waktu dan tidak ingin kemahasiswaannya dihentikan dapat mengajukan permohonan cuti secara tertulis kepada otoritas sekolah.