Sultan Sokoto, Alhaji Muhammad Sa’ad Abubakar III, mengecam pengabaian dan buruknya kondisi Pengungsi Internal, IDP, di negaranya.
Dia menyerukan dibentuknya panel penyelidikan untuk menyelidiki bagaimana komite yang dibentuk oleh pemerintah sebelumnya untuk menangani pengungsi menggunakan sumber daya yang dihasilkan.
Berbicara di Kaduna pada hari Senin dalam Dialog Strategis Pemangku Kepentingan Muslim tentang Anak Yatim dan Janda yang diselenggarakan oleh Jaiz Charity and Development Foundation bekerja sama dengan Dewan Tertinggi Syariah di Nigeria (SCSN), Sultan mendesak umat Islam untuk mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. dari pengungsi. umat Islam.
Dia menjelaskan bahwa jutaan naira telah disumbangkan oleh berbagai pemerintah, organisasi non-pemerintah, pemangku kepentingan dan individu saat membentuk komite tersebut, dengan menyesalkan bahwa tantangan yang dihadapi para pengungsi belum terselesaikan.
Beliau menekankan perlunya akuntabilitas dan transparansi dalam dana publik dan bersimpati kepada para korban serangan Boko Haram dan bentrokan lainnya, serta mendesak umat Islam di dalam dan luar negeri untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi.
“Dewan Penguasa Tradisional Utara menulis sebuah makalah kepada Goodluck Jonathan ketika dia menjadi presiden negara tersebut mengenai keadaan bangsa dan salah satu poin yang kami angkat adalah kepedulian terhadap para korban pemberontakan Boko Haram di Timur Laut di mana kami disarankan. dia untuk mengurus segala sesuatunya sebelum hal itu meningkat.
“Saya tidak tahu apakah karena surat kabar itulah kepresidenan kemudian meluncurkan penggalangan dana resmi untuk para pengungsi di mana lebih dari N90 miliar disumbangkan langsung pada penggalangan dana karena saya secara fisik ada di sana.
“Di mana dana yang disumbangkan hari itu, ini pertanyaan yang harus kita ajukan kepada pemimpin kita.
“Saat ini pengungsi kita berada dalam kondisi yang sangat menyedihkan, mereka sekarat karena kelaparan, mereka kekurangan pakaian dan kebutuhan pokok lainnya, apalagi dengan adanyaharmattan yang masuk, namun begitu banyak hal yang belum terealisasi atas nama mereka. ke mereka.
“Kita umat Islam harus bangun dan membantu saudara-saudara kita, semua permasalahan ini harus dan tidak boleh kita serahkan kepada pemerintah, khususnya pemerintah negara bagian Borno, Adamawa dan Yobe,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Emir Kano, Muhammad Sanusi II mengatakan, menyantuni anak yatim merupakan suatu keharusan dalam Islam.
“Makanya Allah berfirman kalau ketemu anak di jalan, harus dijaga karena itu bagian dari menjadi seorang muslim.
“Barangsiapa memakan harta anak yatim, maka ia memakan api neraka bagi dirinya sendiri, karena hal tersebut dilarang dalam Islam dan kesejahteraan anak yatim tidak boleh dikompromikan,” imbuhnya.