Presiden Buhari

Sebuah kelompok masyarakat sipil, Citizens of Impact, mempertanyakan upaya antikorupsi di pemerintahan Presiden Muhammadu Buhari.

Dalam aksi protes ke kantor Sekretaris Pemerintah Federasi kemarin di Abuja, kelompok tersebut menuduh pemerintahan Presiden Muhammadu Buhari melakukan nepotisme dan perekrutan ilegal di beberapa lembaga pemerintah.

Ketua kelompok tersebut, Daniel Olatunde, saat berpidato di depan para pengunjuk rasa, menuduh bahwa Bank Sentral Nigeria, CBN, Federal Inland Revenue Service, FIRS dan Nigeria Prisons Service, NPS, telah melakukan latihan perekrutan ilegal, dan menambahkan bahwa beberapa dari mereka yang direkrut membayar jumlah yang besar untuk mendapatkan pekerjaan itu.

Menuduh bahwa salah satu dari mereka yang direkrut secara ilegal ke CBN adalah sepupu Presiden, Olatunde menuduh Ketua FIRS, Babatunde Fowler, “secara terang-terangan berbohong dan menipu warga Nigeria” selama Komite Keuangan Senat bahwa badan tersebut akan merekrut 1.250 orang ketika sudah selesai ” perekrutan anak-anak kaki tangannya, termasuk John Enoh, ketua Komite Keuangan Senat.”

Olatunde juga menuduh NPS secara ilegal memundurkan tanggal surat penunjukan kepada 530 orang dalam upaya untuk menutupi pelaksanaan perekrutan ilegal.

“Tidak ada transparansi karena latihan ini dilakukan secara rahasia.

“Sangat mengejutkan bahwa pemerintah bersikap tegas dan diam. Tidak ada yang menyelidiki atau membalikkannya….Presiden Buhari berkuasa di puncak kampanye antikorupsi,” kata Olatunde.

Para pengunjuk rasa yang membawa plakat berbaris dari Unity Fountain ke Kantor Sekretaris Pemerintah Federasi di mana mereka menyerahkan surat protes untuk selanjutnya disampaikan kepada Presiden.

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam rapat umum tersebut antara lain: aktivis, Aisha Yesufu; penulis, Chido Onumah; dan anggota Citizens of Impact, Enough is Enough, Youthup Africa.

“Semua warga Nigeria harus diberikan kesempatan kerja yang sama,” demikian bunyi salah satu poster mereka.

Juga berbicara kepada para pengunjuk rasa, Ibu Aisha Yesufu, salah satu penyelenggara kelompok advokasi BringBackOurGirls, BBOG, meminta presiden untuk memperhatikan bahwa penjarahan adalah korupsi, sama seperti “nepotisme dan perekrutan ilegal anak-anak yang memiliki siapa.”

“Jika warga melakukan protes secara damai, mereka harus didengarkan. Bukan hanya mereka yang membawa senjata saja yang perlu didengarkan,” kata Yesufu.


situs judi bola

By gacor88