Kekecewaan tergambar di wajah warga Nimbo di akhir pekan karena harapan mereka menjadi tuan rumah bagi pendeta Enugu yang berapi-api, Fr. Ejike Mbaka sangat terpukul.
Sejak pukul 07.00, warga yang cemas mengantre berliter-liter air untuk diberkati oleh pendeta karismatik yang bertanggung jawab atas pelayanan ibadah, Enugu.
Dapat diingat bahwa pada bulan April, tersangka penggembala Fulani melancarkan serangan serius terhadap komunitas Nimbo, Area Dewan Uzo-Uwani di Negara Bagian Enugu, menewaskan puluhan orang dan melukai beberapa lainnya.
Warga masyarakat yang mengungkapkan kesedihan atas Fr. Ketidakmampuan Mbaka untuk mengunjungi masyarakat seperti yang dijanjikan disebut karena masalah keamanan.
Sebuah sumber komunitas mengungkapkan, keputusan Mbaka menyusul penyerangan gembala baru terhadap komunitas Uzo-Uwani dalam sepekan terakhir.
Diketahui bahwa seorang wanita, yang pergi ke ladangnya untuk memanen biji-bijian dan sayuran, menerima potongan yang sesuai dari para gembala.
Korban yang hanya diketahui bernama Ny. Ogbobe Monica (umumnya dikenal sebagai Mama Ejima), diduga pergi ke peternakan sendirian ketika dia diserang oleh seorang penggembala, yang memerintahkan untuk memperkosanya.
Sumber itu menambahkan bahwa ketika wanita itu berjuang dengannya, dia (penggembala) memberinya luka korek api yang parah di bahunya.
“Begitu wanita itu lari kembali ke desa, warga mulai meninggalkan rumah mereka. Masyarakat sebelumnya telah mengimbau masyarakat untuk tidak pergi sendiri ke ladang secara berkelompok.
Nyonya Ogbobe saat ini menerima perawatan di rumah sakit di komunitas tetangga,” katanya.
“Kami merasa sangat sedih karena dia (Fr. Mbaka) tidak dapat melakukan perjalanan; Anda bisa melihat galon air berdiri di sini untuk diberkati. Itu memang mengecewakan”, tambahnya.
Sementara itu, Pastor Paroki St. Fransiskus Paroki Ogurugu Fr. Putaran. Aaron Okeogu dalam khotbahnya mengimbau masyarakat untuk bangkit dan menghadapi tantangan bukannya selalu lari.
Senada dengan itu, Pastor Paroki Gereja Katolik di Nimbo, Pdt. Obetta Okeke mengatakan bahwa seluruh masyarakat mengetahui bahwa para gembala telah sepenuhnya kembali ke Nimbo dan karena itu masyarakat akan bercocok tanam secara berkelompok untuk memanen hasil panen dan mengembalikannya. tata krama”.
Dia mengungkapkan bahwa seorang Abbi pribumi, yang baru saja bertani sendirian, kakinya dipatahkan oleh para gembala.
Ia menambahkan, begitu mendengar kejadian di Abbi, warga Nimbo langsung berbondong-bondong.
Upaya yang dilakukan untuk menanggapi Fr. Mbaka tidak berhasil saat mengajukan laporan ini sebagai asisten medianya, Barr. Maximus Ugwuoke tidak memilih panggilannya.