Kongres Buruh Nigeria telah memberi tahu Pemerintah Federal bahwa rakyat Nigeria tidak akan menaikkan harga bahan bakar lagi mengingat situasi ekonomi yang sulit di negara tersebut.
Pemerintah Federal telah mulai membayar subsidi bahan bakar karena kenaikan biaya pendaratan dan total biaya bahan bakar dari N122.03 dan N140.40 per liter masing-masing menjadi N145.
Menyikapi perkembangan tersebut, Sekretaris Jenderal NLC, Dr. Peter Ozo-Eson, meminta pemerintah meninjau ulang kebijakan subsidi yang berujung pada kenaikan harga BBM dari N97 menjadi N145 per liter pada tahun lalu.
Berbicara kepada Punch, pemimpin buruh ini berkata, “Saya tidak berpikir bahwa masyarakat Nigeria pada saat ini, dan mengingat semua yang telah kita lihat, sekarang tidak dapat terkena kenaikan harga lagi.
“Oleh karena itu, pemerintah perlu mempertimbangkan dan mempertimbangkan kembali kebijakannya. Masyarakat Nigeria tidak bisa lagi melakukan kenaikan harga.”
Ia mengingat kembali bahwa pada saat kenaikan bahan bakar terakhir, NLC mengatakan bahwa kebijakan tersebut buruk dan tidak matang dalam rezim yang bergantung pada impor karena kemungkinan besar akan semakin melemahkan naira.
Ia berkata: “Kebijakan yang diambil bukanlah kebijakan yang dapat memberikan stabilitas harga. Ketika mereka menaikkan harga menjadi N145, kami berkata demikian; bahwa seiring berjalannya waktu, mengingat rezim yang bergantung pada impor, nilai Naira akan sangat melemah karena kebijakan tersebut.
“Kami sebenarnya ingat bahwa kami mengatakan bahwa Naira akan mendekati N500 per dolar sebelum akhir tahun dan itu terjadi. Jika Anda menerjemahkan nilai Naira saat ini melalui templat, Anda akan menemukan bahwa harga pendaratan akan lebih tinggi.
“Bebannya ada pada pemerintah. Di sinilah persoalan kebijakan berperan. Kebijakan pemerintahlah yang mengakibatkan harga menjadi N145. Mengingat kenyataan di lapangan, pemerintah sekarang harus meninjau kembali kebijakannya sendiri.”
Dia menjelaskan, biaya pendaratan sebenarnya akan ditentukan oleh Badan Pengatur Harga Produk Minyak Bumi, yang menurutnya masih mengerjakan template harga.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan NLC jika harga bahan bakar dinaikkan lagi, dia berkata: “Saya tidak berhak mengatakannya. Bukan individu yang membuat pernyataan seperti itu. Apapun yang berkembang, kami juga dapat melibatkannya dan keputusan akan dibuat dan dikomunikasikan kepada masyarakat Nigeria.”
Sementara itu, ketua kongres serikat buruh, Mr. Bala Kaigama mengatakan, serikat pekerja yang tergabung dalam dewan PPPRA tidak mengetahui rencana kenaikan tersebut.
“TUC, NLC dan seluruh serikat pekerja di industri minyak dan gas adalah anggota dewan pengurus PPPRA. Jadi, tidak ada peningkatan yang bisa dilakukan tanpa sepengetahuan kami dan kami tidak mengetahui tindakan tersebut,” ujarnya.