Dewan Majelis Negara Bagian Ekiti telah memanggil manajemen Perusahaan Distribusi Listrik Benin (BEDC) untuk hadir di hadapannya pada tanggal 13 September untuk menjelaskan mengapa masyarakat di negara bagian tersebut mengalami pasokan listrik yang tidak menentu meskipun biaya yang dibayarkan oleh konsumen sangat tinggi.

Menurut pernyataan Asisten Khusus Ketua (Media), Stephen Gbadamosi, resolusi tersebut diambil dalam sidang pleno pada hari Selasa menyusul mosi mengenai masalah kepentingan publik yang mendesak yang diajukan oleh ketua Komite Informasi DPR, Hon. Olugboyega Aribisogan.

RUU Jaminan Kesehatan Negara Tahun 2016 juga lolos pembahasan kedua di DPR.

Aribisogan mengatakan BEDC telah mempersulit kehidupan masyarakat negara karena gagal menjalankan fungsinya seperti yang diharapkan, dan menambahkan bahwa perusahaan tersebut sengaja memeras pelanggannya.

“Masyarakat menuntut meteran prabayar namun BEDC menolak mengeluarkannya karena stafnya menikmati cara mereka mengenakan tagihan yang sangat tinggi kepada masyarakat,” katanya.

Yang Terhormat Ojo Ade Fajana, Akinleye Ekundayo, Dele Fajemilehin dan Sina Animasahun, yang juga berkontribusi dalam mosi tersebut, mengatakan BEDC tidak memenuhi harapan asosiasi, dan menambahkan bahwa perusahaan tersebut “gagal melindungi kehidupan masyarakat Ekiti. lumayan. Negara.

“Jadi, kami harus mengundang mereka ke DPR yang terhormat ini untuk menjelaskan mengapa pemadaman listrik terjadi dan bagaimana mereka menangani masalah pasokan listrik di Negara Bagian Ekiti,” mereka memutuskan.

Para anggota parlemen menambahkan bahwa kegiatan sosial, rumah individu, bisnis dan kegiatan ekonomi di Negara Bagian Ekiti telah digabungkan karena kegagalan BEDC dalam melakukan tugasnya.

Mereka juga mengeluhkan kegagalan BEDC dalam memperbaiki trafo yang rusak di negara bagian tersebut, sehingga menyebabkan banyak desa dalam kegelapan.

Menurut Ketua DPR, Yang Mulia (Pendeta) Kola Oluwawole, “keputusan DPR adalah para pimpinan puncak BEDC diundang untuk hadir pada 13 September dan menjelaskan diri mereka sendiri,” seraya menambahkan bahwa listrik “di bagian ini negara ini buruk sekali, menderita epilepsi, dan sangat tercela.”

DPR juga kembali mengeluarkan panggilan terhadap mantan Komisioner Keuangan negara bagian tersebut, Dapo Kolawole, yang tidak memenuhi undangan awal DPR yang memberinya tanggal baru yaitu 8 September.

Dia disebut telah mengirimkan surat bahwa dirinya tidak akan hadir di hadapan DPR pada Selasa.

“Seseorang tidak lebih tinggi dari institusi. DPR ini lebih tinggi dari gubernur atau komisaris mana pun. Mantan Komisioner Dapo Kolawole tak memenuhi undangan DPR tersebut. Dengan ini diputuskan bahwa mantan komisaris tersebut diundang kembali untuk ketiga kalinya untuk menjelaskan alasannya tidak hadir dan menjelaskan pernyataan-pernyataan yang dibuatnya tentang AIT,” kata pembicara.

Yang Terhormat (Ibu) Cecilia Dada dan Fajemilehin mengatakan mengenai RUU Asuransi Kesehatan tahun 2016, pengesahan RUU tersebut akan membantu masyarakat negara bagian, “terutama yang kurang beruntung, untuk melunasi tagihan rumah sakit mereka.”

RUU tersebut dirujuk ke Komite Kesehatan DPR untuk dipertimbangkan lebih lanjut.


Pengeluaran SGP hari Ini

By gacor88