Badan Penegakan Hukum Narkoba Nasional, NDLEA, menemukan 2.592 kg kodein dan 1.988 kg Tramadol di gudang di Negara Bagian Kano dan juga menangkap seorang warga Mali dan empat warga Nigeria sehubungan dengan obat-obatan psikotropika.
Juru bicara NDLEA, Mitchell Ofoyeju, mengatakan kepada wartawan kemarin bahwa 2.592kg kodein dan 1.988kg Tramadol ditemukan oleh petugas komando negara dari lima gudang rahasia yang terletak di kota metropolitan.
Dia berkata: “Penangkapan ini adalah bagian dari upaya untuk mengurangi penjualan dan permintaan zat psikotropika di negara bagian tersebut.”
Komandan NDLEA negara bagian, Hamza Umar, mengidentifikasi para tersangka sebagai Ikechukwu Ukwuoma (34), Nura Ibrahim (30) dan Zakari Muhammadi, seorang warga Mali.
Menurut dia, Ukwuoma ditangkap dengan membawa 2.010 kg sirup obat batuk kodein, Ibrahim dengan 886 kg Tramadol, dan Muhammadi dengan 850 kg Tramadol.
Tersangka lainnya, Earnest Asogwa (34), Ikenna Osuizugba (34), ditangkap dengan masing-masing 582 kg kodein dan 252 kg Tramadol.
Penangkapan dan penyitaan dimungkinkan setelah adanya laporan intelijen mengenai aktivitas para tersangka.
“Penyalahgunaan obat-obatan psikotropika seperti kodein dan Tramadol adalah hal biasa di kalangan remaja dan perempuan menikah di negara bagian tersebut.
“Merupakan hal yang lumrah melihat botol es berisi kodein dibandingkan minuman keras di perkumpulan anak muda,” kata Hamzah.
Ukwuoma, pemegang ijazah sekolah menengah dan ayah tiga anak, adalah salah satu distributor utama sirup obat batuk kodein di negara bagian tersebut.
Penduduk asli Negara Bagian Imo ini mengatakan kepada pejabat NDLEA bahwa dia menyadari bahwa dia dapat menghasilkan banyak uang dengan berdagang kodein, lebih banyak daripada bisnis lainnya.
“Obatnya cepat terjual dan saya hanya tertarik pada keuntungannya karena harga kodein di Kano dua kali lipat harga di wilayah timur.
“Saya tidak tahu bagaimana petugas menemukan gudang saya tempat penyimpanan obat-obatan itu,” ujarnya.
Ibrahim, yang berasal dari Daerah Pemerintah Daerah Nasarawa di Negara Bagian Kano, juga mengaku tertarik dengan betapa menguntungkannya penjualan Tramadol di negara bagian tersebut.
Warga Mali, Muhammadi, menyalahkan teman-temannya atas keterlibatannya dalam narkoba.
Ketua/CEO NDLEA, Kolonel. Muhammad Mustapha Abdallah (purn.) mengatakan bahwa badan tersebut akan mengintensifkan program kampanye sensitisasi di negara bagian tersebut.
“Ini adalah salah satu cara penting untuk mengurangi pasokan dan permintaan tablet kodein dan Tramadol di kalangan generasi muda.
“Badan ini akan terus melakukan yang terbaik untuk melindungi kesehatan dan masa depan para pemuda ini,” kata Abdallah.